Tokone.JS

Tokone.JS
Tokone.JS

Sabtu, 31 Januari 2015

Masa Panen Tanaman Sayuran Dari Mulai Biji

Masa Panen Tanaman Sayuran Dari Mulai Biji


Fungsi & Gejalah Kekurangan Unsur Makro & Mikro

Fungsi & Gejalah Kekurangan Unsur Makro & Mikro


Tabel PPM & PH Sayuran Hidroponik

Tabel PPM & PH Sayuran Hidroponik







MACAM-MACAM SISTEM HIDROPONIK

MACAM-MACAM SISTEM HIDROPONIK


Seperti telah kita bahas pada artikel sebelumnya pengertian hidroponik, sekarang kita akan membahas jenis-jenis sistem hidroponik. Berdasarkan sistem yang digunakan, hidroponik dibegi menjadi beberapa sistem, yaitu :


1. Sistem Sumbu (wick system)
Sistem hidroponik yang menggunakan sumbu yang dipasangkan ke media/pot tanaman, sumbu ini berfungsi untuk mengalirkan larutan nutrisi dari bawah (penampung) ke atas (akar tanaman). Media tanam yang bisa digunakan dalam sistem ini adalah perlite, vermiculite, rockwool dan coco fiber. Karena hanya mengandalkan kapilaritas sumbu dalam memasok nutrisi, maka sistem ini tidak cocok digunakan untuk tanaman rakus hara, karena tanaman akan menyerap nutrisi lebih cepat daripada yang bisa dialirkan oleh sumbu. Sistem ini merupakan sistem yang paling mudah, dan murah, dan sangat cocok untuk tahap belajar.
Karena system ini adalah system pasif (air tidak mengalir), hal yang perlu diperhatikan adalah jentik nyamuk yang sering bersarang di dalam bak. Untuk mengatasi hal ini cek air nutrisi dalam bak setiap satu minggu sekali, dan buang jentik nyamuk. Cara lain untuk mengatasi jentik adalah dengan memelihara ikan cupang di dalam bak.


2. Sistem Rakit Apung (Raft System)
Prinsip sistem hidroponik ini yaitu tanaman ditanam dalam keadaan diapungkan tepat di atas larutan nutrisi, biasanya menggunakan styrofoam sebagai penopangnya. Sistem ini menggunakan aerator (semacam alat pemompa udara) yang dialirkan di dalam larutan nutrisi, bertujuan untuk memberi pasokan udara pada akar tanaman. Namun untuk skala hobi tanpa aerator pun masih bisa diterapkan.


3. Sistem NFT (Nutrient Film Technique)
Sistem hidroponik dengan pemberian nutrisi berupa aliran air yang tipis. Aliran tipis ini dialirkan sepanjang perakaran tanaman, dan biasanya dialirkan (menggunakan pompa air) dengan jangka dan jeda waktu tertentu, sehingga aliran nutrisi dan udara akan terus tersirkulasi dengan seimbang. Sistem NFT banyak diadopsi oleh perkebunan hidroponik skala bisnis. Sistem NFT biasanya tidak menggunakan media tanam, hanya menggunakan pot kecil yang diberi ganjalan gabus atau kapas untuk membuat tanaman berdiri, akar tanaman menjuntai bebas di dalam pipa. Sistem ini sangat tergantung dengan listrik, kehilangan daya listrik atau terjadi kerusakan pompa dapat menyebabkan akar mengering dengan cepat.


4. Sistem Pasang Surut (Ebb And Flow System)
Sistem hidroponik ini juga dikenal dengan istilah Flood and Drain system, atau sistem pasang surut. Maksudnya, tanaman dialiri nutrisi pada waktu tertentu (pasang), kemudian nutrisi dialirkan keluar pada waktu tertentu (surut). Sistem ebb and flow ini umumnya dibangun dengan menggunakan media tanam batu berpori, kerikil, perlite, vermiculite, coco fiber dan juga rockwool yang berbentuk granular. Penggunaan pot individu dapat meningkatkan produktifitas dan memudahkan perawatan.
Kekurangan utama pada sistem ini adalah ketergantungannya yang sangat besar pada listrik, terlebih jika media tanam yang dipilih tidak bagus untuk menahan air seperti kerikil, batu berpori, perlite, sedikit saja siklus pengairan terganggu akar tanaman akan mengering dengan cepat dan tanaman mati. Solusi jika kurang yakin dengan listrik PLN di lokasi anda adalah dengan menyiapkan genset atau menggunakan media tanam yang dapat menahan air dengan baik seperti vermiculite, rockwool dan coco fiber.


5. Sistem Fertigasi (Drip irrigation system)
Sering dikenal dengan istilahdrip irrigation atau irigasi tetes. Sistem hidroponik ini menggunakan prinsip irigasi tetes untuk mengalirkan nutrisinya. Yaitu aliran nutrisi dialirkan melalui selang irigasi dan disiramkan pada tanaman dalam bentuk tetesan air (menggunakan dripper) yang sudah diatur dalam selang waktu tertentu, sehingga nutrisi yang dialirkan bisa optimal dan memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman. Pada sistem ini, aliran nutrisi dialirkan secara terbuka, artinya larutan nutrisi tidak dialirkan kembali ke bak penampung, sehingga pengaturan waktu dan frekuensi penyiraman sangat diperlukan dan dilakukan secara cermat agar pemberian nutrisi dapat efisien tanpa ada nutrisi yang terbuang. Sistem ini biasanya digunakan pada tanaman sayuran buah (tomat, paprika, cabe, terong, dll) yang memiliki ukuran yang tinggi dan cukup lebat.


6. Sistem Aeroponik 
Sistem hidroponik dengan posisi tanaman dalam keadaan menggantung, pemberian nutrisi menggunakan sprayer nozzle/kabut. Kabut disemprotkan pada bagian akar sehingga terserap oleh akar tanaman dalam bentuk partikel-partikel mikro. Pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan secara aeroponic lebih cepat dibandingkan dengan sistem hidroponik lainnya, karena nutrisi yang dikabutkan jauh lebih mudah diserap. Aeroponic bisa untuk budidaya tanaman dengan kebutuhan nutrisi tinggi seperti kentang.


7. Sistem Vertical Garden
Sistem ini memanfaatkan pipa pvc, dimana tanaman ditempatkan pada sisi-sisi pipa yang diposisikan berdiri (menggantung). Kemudian nutrisi dialirkan melalui pipa dan selang kecil dari atas pipa sehingga nutrisi mengalir karena gaya gravitasi kebawah menuju penampungan, yang kemudian dipompa kembali ke bagian atas pipa.







Macam-macam Media Tanam Hidroponik

Macam-macam Media Tanam Hidroponik
Oke, pada artikel kali ini kita akan membahas tentang beberapa media tanam yang umum digunakan dalam budidaya hidroponik.
Apa saja media tanamnya, yuk kita simak...

Rockwool


rockwool
Berbagai macam bentuk rockwool yang dijual di pasaran

Rockwool merupakan salah satu media tanam hidroponik yang paling banyak digunakan oleh petani/hobis hidroponik khususnya di Indonesia.
Rockwool merupakan media tanam anorganik yang berbentuk menyerupai busa, memiliki serabut-serabut halus dan bobotnya sangat ringan. Busa ini terbentuk dari batuan basalt yang dipanaskan dengan suhu sangat tinggi hingga meleleh, kemudian mencair dan terbentuklah serat-serat halus.
Dalam proses produksinya, hasil pemanasan ini menghasilkan lempengan atau blok-blok rockwool dengan ukuran besar. Lempengan atau blok besar ini kemudian dipotong-potong dan dibentuk disesuaikan dengan tujuan dan fungsinya sebagai media tanam hidroponik. Di pasaran (khususnya pasar Eropa dan Amerika), dapat ditemukan rockwool dengan berbagai ukuran dan bentuk.
Dalam budidaya hidroponik, rockwool biasa digunakan untuk media tanam sejak saat penyemaian hingga panen.


rockwool-hidroponik
Contoh penggunaan rockwool dalam budidaya hidroponik


Cocopeat
cocopeat
Cocopeat merupakan media tanam organik yang terbuat dari serbuk sabut kelapa. Karena bersifat organik, maka bisa dikatakan cocopeat adalah media tanam yang ramah lingkungan. Cocopeat merupakan media tanam yang memiliki daya serap air yang sangat tinggi, memiliki rentang pH antara 5,0-6,8 dan cukup stabil, sehingga bagus untuk pertumbuhan perakaran.
Dalam penggunaannya, biasanya cocopeat dicampur dengan media tanam lain seperti sekam bakar dengan perbandingan 50 : 50. Tujuan dari pencampuran ini adalah untuk mempertinggi aerasi pada media tanam, karena daya serap air cocopeat sangat besar sehingga tingkat aerasi kecil. Tingkat aerasi ini berfungsi agar akar dapat bernafas (menyerap oksigen) lebih baik.

Hydroton

hydroton
Hydroton merupakan media tanam hidroponik yang terbuat dari bahan dasar lempung yang dipanaskan, berbentuk bulatan-bulatan dengan ukuran bervariasi antara 1 cm-2,5 cm. Dalam bulatan-bulatan ini terdapat pori-pori yang dapat menyerap air (nutrisi) sehingga dapat menjaga ketersediaan nutrisi untukHydroton memiliki pH netral dan stabil. Dengan bentuk yang bulat (tidak bersudut), maka dapat mengurangi resiko merusak akar, dan ruang antar bulatan-bulatan ini bagus untuk ketersediaan oksigen bagi akar.
Hydroton dapat dipakai berulang-ulang, cukup dicuci saja dari kotoran/lumut/alga jika akan digunakan untuk penanaman selanjutnya.

hydroton-hidroponik
Sekam Bakar

sekam-bakar
Sekam bakar merupakan salah satu media tanam yang sering dan umum dipakai, tidak hanya untuk budidaya hidroponik saja tetapi juga untuk budidaya-budidaya tanaman dalam pot. Media tanam ini mudah kita temui dan harga sangat ekonomis.
Sekam bakar memiliki daya ikat air yang cukup bagus, serta aerasi yang baik. Merupakan media tanam organik sehingga ramah lingkungan, pH netral sehingga bagus untuk perakaran tanaman. Dalam penggunaannya pada budidaya hidroponik, sering dicampur dengan cocopeat.

Perlite

perlite
Perlite merupakan media tanam yang dibuat dari batuan silika yang dipanaskan pada suhu tinggi. Perlite memiliki aerasi yang bagus, pH netral dan bobot yang sangat ringan (mirip busa/styrofoam). Perlite memiliki daya serap air cukup baik sehingga bagus untuk perakaran.
Dalam penggunaannya, biasa dicampur dengan media tanam lain seperti cocopeat atau vermiculite dengan perbandingan tertentu.

perlite-hidroponik
Vermiculite

vermiculite
Vermiculite memiliki sifat yang hampir sama dengan perlite, terbuat dari batuan yang dipanaskan pada suhu tinggi. Tetapi verculite memiliki daya serap air lebih tinggi dan bobot lebih berat dari perlite. Dalam penggunaannya, biasa dicampur dengan perlite dengan perbandingan tertentu.


vermiculite-hidroponik

Syarat media tanam yang baik:

  • - Memiliki rasio menahan air dan udara yang baik
  • - Memiliki pH stabil (antara 5,5-6,5)
  • - Bisa dibasahi kembali setelah kering (bisa digunakan kembali, berulang-ulang kali, tidak cepat rusak)
  • - Murah, mudah didapat
  • - Cukup ringan, sehingga tidak menyulitkan transportasi, pindah tempat

Cara Menanam/menyemai sistem Hidroponic menggunakan starter kit.

Cara Menanam/menyemai sistem Hidroponic menggunakan starter kit.

Cara Menanam/menyemai sistem Hidroponic menggunakan starter kit.

sistim yg dibagikan berikut ini adalah wick system/sumbu.


Langkah-langkah menanam.















1.     Rendam rockwool  ke dalam air bersih kuranglebih  10 menit.
2.     Angkat dan tiriskan rockwool dengan cara dikibaskan sedikit tanpa diperas, supaya rockwool tidak terlalu basah.
3.     Jejer2 rockwool dipiring atau diwadah.
4.     Beri lubang  untuk benih, sesuaikan dengan benih yg hendak kamu mau tanam. Untuk tanaman yang menjulang keatas spt sawi , bayam dan kangkung, 1 rockwool bisa diisi 2 atau 3 benih,, untuk  yang tumbuh kesamping seperti Pakchoy(sawi sendok) 1 rockwool cukup 1 benih saja.
Buat lubang pada rockwool dengan menggunakan tusuk gigi, dalamnya cukup 3x daripada besarnya benih.
5.    Ambil benih dengan menggunakan tusuk gigi yang basah, benih akan menempel ditusuk gigi. Lalu masukan benih/biji kedalam lubang. Satu lubang 1 benih.
6.    Setelah semua benih disemai, tutupi  dengan plastic warna hitam.
7.    Simpan ditempat yang tidak terkena matahari.
8.    Setelah 1 atau 2 hari periksa apakah benih sudah pecah atau berkecambah, jika sudah berkecambah, bukalah tutup plastiknya, dan kenalkan dengan matahari pagi.
9.    Jangan lupa disemprot pagi dan sore hari dengan menggunakan air biasa.
10.  Setelah 9 atau 10 hari maka akan tumbuh 4 daun, maka siap untuk dipindahkan.

Memindahkan benih yang sudah berdaun 4.

1.    Siapkan cup/netpot
2.     Pasang sumbu seperti contoh, jangat terlilit.
3.     Rendam cup atau netpot  yang sudah bersumbu diair biasa
4.     Buat larutan nutrisi, caranya.

Larutan Nutrisi :

Rumusnya untuk tahap pertama atau Minggu ke 1 dan minggu ke 2
Setiap 1 liter air ditambah nutrisi A 5ml dan nutrisi B 5ml…..maka ini akan menghasilkan kandungan dalam air (PPM : Part permilion) kira2 800an ppm.

Minggu ke 3 dan ke 4 : Setiap 1 liter air ditambah Nutrisi A 7ml dan nutrisi B 7ml
Maka akan menghasilkan kira2 1000 ppm.

Minggu ke 5 sampai panen : bisa ikut  perbandingan diatas 1:7:7
Tetapi ini semua tergantung benih yang ditanam.

Petunjuk ini adalah khusus untuk pemula, dengan sayuran : sawi, kangkung, bayam, selada , Pakchoy, basil, sledri, Khopay, Pagoda, , dan sayuran daun lainnya.

Kandungan dalam air(PPM) diukur dengan menggunakan alat yang disebut TDS meter. Akan tetapi jika tidak mempunyai TDS meter maka rumusan diatas bisa digunakan.



Kunci untuk sukses adalah tidak mudah menyerah, jika gagal coba lagi dan lagi.
Karena sebetulnya menanam secara hidroponik itu mudah, murah dan menyenangkan.

Ayo hasilkan sayuran sehat bebas pestisida dari rumahmu sendiri


Cara Menyemai dan Menanam Benih Tanaman Hidroponik

Cara Menyemai dan Menanam Benih Tanaman Hidroponik

Bagi Anda yang baru belajar budidaya tanaman dengan teknik hidroponik atau bagi Anda yang ingin mencari referensi atau inspirasi baru, berikut ini kami posting untuk Anda cara menyemai benih untuk budidaya tanaman dengan teknik hidroponik. Pada artikel ini kami contohkan dengan media rockwool.
1. Siapkan bahan-bahan yang dibutuhkan:
  • Rockwool sebagai media tanam
  • Pisau/gergaji untuk memotong rockwool
  • Benih/biji
  • Pinset atau alat untuk memasukan benih ke dalam rockwool

Hidroponik - Rockwool
Hidroponik – Rockwool
2. Potong rockwool menjadi bagian-bagian kecil disesuaikan dengan kebutuhan atau besar netpot, misal 2 x 2 x 2 cm, 3 x 3 x 3 cm.
Hidroponik - Memotong Rockwool
Hidroponik – Memotong Rockwool
3. Masukkan potongan-potongan rockwool ke dalam wadah atau tray khusus
Wadah Rockwool - Rockwool Tray
Wadah Rockwool – Rockwool Tray
4. Lubangi Rockwool dengan pinset, tusuk gigi, atau alat lain sedalam 1 – 2 cm. Masing-masing potongan rockwool dibuat 1 lubang tanam. Untuk tanaman kangkung, 1 potong rockwool dapat dibuat 4 – 5 lubang tanam.
Hidroponik - Lubang Rockwool
Hidroponik – Lubang Rockwool
5. Masukkan benih ke dalam lubang tersebut. Masing-masing lubang sebaiknya diisi 1 biji tanaman.
Hidroponik - Rockwool Tempat Benih
Hidroponik – Rockwool Tempat Benih
6. Siram/semprot rockwool yang telah diisi dengan benih dengan air. Cara ini dapat diganti dengan merendam rockwool setelah dipotong menjadi bagian-bagian kecil, kemudian dikibaskan agar tidak terlalu banyak air dalam rockwool.
Hidroponik - Menyiram Rockwool
Hidroponik – Menyiram Rockwool
7. Setelah semua rockwool telah diisi dengan benih dan disiram, segera letakkan pada tempat yang terhindar dari sinar matahari langsung. Dapat juga ditutup dengan plastik berwarna gelap atau hitam.
8. Semprot rockwool setiap hari dengan air biasa pagi dan sore atau yang penting jangan sampai rockwool kering.
9. Setelah 1 – 3 hari setelah tanam, cek apakah tunas sudah tumbuh. Jika mayoritas sudah tumbuh, pindahkan ke tempat yang terkena sinar matahari. Pemindahan ini berfungsi untuk mencegah terjadinya etiolasi (batang akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat (tidak hijau) yang disebabkan kurangnya cahaya atau tanaman berada di tempat gelap. Penjelasan lebih lanjut mengenai Apa itu Etiolasi, silakan klik link berikut. Sampai di sini cara menyemai benih untuk budidaya hidroponik. Selanjutnya, Anda tinggal menunggu sampai berdaun kemudian dipindahkan ke Sistem Hidroponikyang telah Anda siapkan apakah itu sistem sumbu (wick system), NFT, aeeroponik (aeroponic), ebb and flow, atau sistem hidroponik yang lain.
10. Jika daun yang tumbuh sudah 4 helai, tanaman siap dipindahkan ke netpot atau media lain yang telah disiapkan.
Hidroponik - Netpot Hidroponik
Hidroponik – Netpot Hidroponik
11. Mulai tahap ini, tanaman sudah harus mendapatkan nutrisi hidroponik. Nutrisi hidroponik yang dapat Anda gunakan disesuaikan dengan kebutuhan tanaman, apakah tanaman sayuran, buah, atau bunga.
Hidroponik - Tanaman Kecil
Tanaman Hidroponik
12. Setelah kurang lebih 2 bulan sejak semai benih atau biji dalam rockwool, sekarang tanaman yang Anda tanam dengan teknik hidroponik sudah dapat dipanen. Masing-masing tanaman memiliki masa panen yang berbeda, silakan lihat di label benih yang Anda Tanam.

Cara Membuat Larutan Nutrisi Hidroponik Sendiri

Membuat Larutan Nutrisi Hidroponik Sendiri


Bahan:

  • Pupuk Urea…………………………………………….1000 gr.
  • Pupuk KCL …………………………………………… 1000 gr.
  • Pupuk NPK …………………………………………… 1000 gr.
  • Pupuk daun Gandasil ( Growmore ) ……………. 50 gr.
Peralatan:
  • Ember bervolume 20 Liter.
  • Drum plastik bervolume 100 liter
  • Timbangan digital
  • Alat pengaduk
  • Air sumur, air sungai,
  • Air PAM tidak diperkenankan kecuali yang sudah diendapkan selama 7 – 10 hari.
Cara membuat:
  • Masukkan semua bahan yang telah ditimbang ke dalam ember volume 20 liter.
  • Tuangkan air sumur sebanyak 20 ltr ke dalam ember tersebut sedikit demi sedikit sambil diaduk – aduk lanjutkan pengadukan hingga air mencapai volume 20 liter dan tidak ada lagi pupuk yang masih mengkristal (tidak ada endapan)
  • Tuangkan larutan pekatan tadi ke dalam bak penampungan volume 100 liter.
  • Kucurkan air sumur kedalam bak penampungan sambil diaduk – aduk hingga penuh (mencapai volume 100 liter).
  • Larutan Nutrisi siap digunakan.

Cara bertanam hidroponik bagi pemula

Menanam hidroponik itu mudah dan menyenangkan, betapa tidak. Cara bertanam secara hidroponik memiliki berbagai teknik mulai yang paling sederhana sampai yang canggih, mulai yang murah sampai yang mahal. Mulai yang hanya menggunakan barang bekas, sampai yang modern dengan menggunakan green house dan teknologi tepat guna lainnya untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Selanjutnya, pada kesempatan ini  mari kita coba menanam dengan cara yang paling sederhana yaitu Hidroponik sistem Wick.

Cara bertanam hidroponik dengan sistem wick

Cara bertanam paling mudah dan murah adalah dengan menggunakan sistem wick. Kita bisa menggunakan berbagai bahan bekas seperti botol minuman mineral adalah yang paling sering kita lakukan terutama oleh para pemula.

Sebagai langkah awal, mari kita persiapkan berbagai bahan yang dibutuhkan untuk memulai bertanam secara hidroponik sederhana.


1. Botol bekas minuman mineral 1,5 - 2 liter.
2. Solder sebagai pelubang
3. Gunting sebagai pemotong
4. Media tanama seperti sekam bakar, cocopeat.
5. Nutrisi hidroponik / pupuk hidroponik biasanya pakai Nutrisi Hidroponik AB Mix.
6. Kain flanel.


Langkah-langkah menanam dengan sistem wick


  1. Potonglah botol bekas air mineral  dengan gunting
  2. buat lubang dengan menggunakan solder sebagai tempat pembuangan air apa bila nutrisi berlebih sekaligus sebagai rongga udara yang dibutuhkan akar tanaman.
  3. Buat beberapa lubang pada tutup botol air mineral dan selanjutnya untai dengan kain flanel. Selanjutnya kain flanel ini sebagai tempat untuk menyalurkan air nutrisi dari bawah botol ke tanaman.
  4. Masukkan bibit tanaman yang siap ditanam, biasanya sudah memiliki minimal 4 daun.
  5. Isikan nutrisi hidroponik di dalam wadah potongan aqua bagian bawah.
  6. Apabila memungkinkan sesuaikan standar PH air dan PPM air sesuai jenis tanaman.

Dengan cara tersebut diatas anda sudah dapat bertanam dengan menggunakan sistem hidroponik. Selamat mencoba.

Senin, 26 Januari 2015

Benih Selada / Grand Rapids

Rp.5000
1 bks berisi : >250 biji
Harga Belum Termasuk Ongkir
STOCK TERBATAS

Repack Seeds
Benih Grand Rapids

Produksi : Panah Merah
Daya Berkecambah : 85 %
Kemurnian : 98 %
Rekomendasi Dataran : Rendah - Tinggi
Umur Panen : 30 - 40 hari setelah tanam
                                       Kadaluwarsa : Februari 2016